5/5 puji l. 9 months ago on Google
Khusus
Pecinta
Sate
Maranggi
Awal
Agustus
kemarin
kami
pergi
ke
makan
sate
Maranggi.
Awalnya
tujuan
kami
ingin
ke
Hj.
Yetty,
namun
teman
kantor
kami
menyarankan
untuk
pergi
ke
Pleret.
Perjalanan
ditempuh
dalam
waktu
1.5
jam,
dihitung
dari
tol
Cibitung.
Keluar
pintu
tol
cicagena,
lalu
masih
sekitar
29
menitan.
Jadi
konsep
sate
Maranggi
Pleret
ini
sangat-sangat
unik.
Letak
sentra
yang
kami
kunjungi
itu,
yang
ada
di
depan
kantor
kecamatan
Pleret
persis.
Di
sana
bentuknya
pujasera,
jadi
banyak
pedagang
yang
berjualan
serupa.
Satenya
sendiri
setusuk
dihargai
hanya
2.000
rupiah.
Tusuknya
ini
kecil2,
sehingga
pas
di
mulut.
Benar-benar
membuat
mulut
kita
bergoyang,
anehnya
nih
ada
lemak
di
tengah
tusukan
yang
bikin
tambah
sedep.
Se
umur-umir
baru
ini
doyan
lemak
kambing.
Sate
nya
tidak
ada
bau
amis
sama
sekali.
Nah
di
sini
sambelnya
kita
harus
meracik
sendiri,
ada
pilihan
sambel
kacang
dan
satunya
semacam
petis
(penjualnya
bilang,
ramuan
kecap
khusus).
Disediakan
juga
bawang
merah
dan
cabe
hijau,
free
ambil
sepuasnya.
Untuk
minuman
lengkap
variannya
dan
untuk
nasi
harga
per
bungkus
daunnya
3.000
aja.
Waktu
itu
kami
datang
ber5,
habis
sekitar
95
tusuk,
dan
total2
dengan
minum
hanya
kena
230.000.
Modelan
sate
khas
Blora,
penjual
akan
terus
membakar
satenya
sampai
kita
bilang
stop.
Fasilitas
tempat
makan
ini
ada
toilet
dan
mushola
yang
bersih
dan
nyaman.
Oh
iya
lokasinya
juga
dekat
dengan
stasiun.