5/5 Aditya K. 3 years ago on Google
(Translated
by
Google)
The
King's
Palace
(Thai:
พระบรม
มหาราช
วัง,
Phra
Borom
Maha
Ratcha
Wang)
is
a
complex
of
palace
buildings
in
Bangkok,
Thailand.
This
palace
served
as
the
official
residence
of
the
Kings
of
Thailand
from
the
18th
century
onwards.
The
palace
was
built
in
1782,
during
the
reign
of
King
Rama
I,
when
he
moved
the
royal
capital
across
the
river
from
Thonburi
to
Bangkok.
The
palace
has
been
expanded
several
times
and
additional
buildings
have
been
built
over
time.
Even
though
he
still
has
the
title
of
the
King's
Palace,
the
current
King
of
Thailand,
King
Bhumibol
Adulyadej
does
not
live
in
this
palace,
he
lives
in
the
Chitralada
Palace.
When
Buddhist
King
Yodfa
Chulaloke
(Rama
I)
decided
to
move
the
Siamese
capital
from
Thonburi
in
western
Bangkok
to
the
eastern
bank
of
the
Chao
Phraya
river,
he
wanted
a
grand
and
majestic
palace
as
the
king's
residence
as
well
as
the
seat
of
government.
However,
the
area
chosen
by
the
king
at
that
time
was
inhabited
by
Chinese
merchants,
so
the
king
immediately
ordered
the
clearing
of
the
land
and
moved
the
Chinese
traders
to
the
Yaowarat
area.
The
construction
of
the
golden
tower
(the
golden
tower)
began
on
April
6,
1782.
At
first
the
palace
consisted
of
only
a
few
wooden
buildings
protected
by
a
high
fort
fence
on
all
four
sides.
This
fort
is
1,500
meters
long
with
a
closed
area
of
218,400
square
meters.
Immediately
the
king
ordered
the
construction
of
the
Temple
of
the
Emerald
Buddha
(Wat
Phra
Kaew),
as
a
private
temple
of
the
royal
family
as
well
as
a
royal
temple.
After
the
palace
was
completed,
the
king
held
a
coronation
ceremony
in
1785.
The
design
of
the
King's
Palace
meticulously
followed
the
pattern
of
the
palace
at
Ayutthaya.
The
plan
of
the
palace
complex
is
rectangular
with
the
west
side
facing
the
river,
while
the
royal
temple
is
located
on
the
east
side.
All
buildings
face
north.
The
palace
itself
is
divided
into
three
parts:
the
outer
area,
the
central
area,
and
the
inner
area.
This
palace
was
used
as
the
center
of
Rattanakosin's
government
and
royal
palace
from
the
beginning
of
the
Chakri
era
to
the
reign
of
King
Chulalongkorn
(Rama
V)
who
preferred
to
live
in
the
Dusit
palace,
but
still
made
the
King's
Palace
the
main
palace
and
center
of
government.
This
custom
was
followed
by
his
sons
(Rama
VI
and
Rama
VII)
who
preferred
to
live
in
their
own
palaces.
King
Ananda
Mahidol
(Rama
VIII)
moved
into
this
palace
completely
upon
his
return
from
abroad
in
1945.
However,
since
his
mysterious
death
in
one
of
the
buildings
in
this
palace,
his
successor
and
younger
brother,
Raja
Bhumibol
Adulyadej
(Rama
IX),
decided
to
move
to
Chitralada
Palace.
Although
now
it
is
no
longer
inhabited
by
the
king,
every
year
the
palace
is
still
used
as
a
place
to
hold
royal
ceremonies
and
rituals.
The
ceremonies
that
were
held
in
this
palace,
among
others;
coronations,
funerals,
weddings,
and
royal
banquets.
Within
the
palace
complex
there
are
also
government
offices,
such
as
the
Office
of
the
Private
Secretary
of
the
King
and
the
Royal
Institute
of
Thailand.
(Original)
Istana
Raja
(Thai:
พระบรมมหาราชวัง,
Phra
Borom
Maha
Ratcha
Wang)
adalah
kompleks
bangunan
istana
di
Bangkok,
Thailand.
Istana
ini
berfungsi
sebagai
kediaman
resmi
Raja-raja
Thailand
dari
abad
ke-18
dan
seterusnya.
Istana
ini
mulai
dibangun
pada
tahun
1782,
pada
masa
pemerintahan
Raja
Rama
I,
ketika
ia
memindahkan
ibu
kota
kerajaan
menyeberang
sungai
dari
Thonburi
ke
Bangkok.
Istana
ini
telah
diperluas
beberapa
kali
dan
bangunan-bangunan
tambahan
telah
dibangun
seiring
waktu
perkembangannya.
Meskipun
tetap
bergelar
Istana
Raja,
Raja
Thailand
yang
sekarang,
Raja
Bhumibol
Adulyadej
tidak
berdiam
di
istana
ini,
dia
tinggal
di
Istana
Chitralada.
Ketika
Raja
Buddha
Yodfa
Chulaloke
(Rama
I)
memutuskan
untuk
memindahkan
ibu
kota
Siam
dari
Thonburi
di
bagian
barat
Bangkok
ke
tepi
Timur
sungai
Chao
Phraya,
ia
menghendaki
sebuah
istana
yang
agung
dan
megah
sebagai
kediaman
raja
sekaligus
pusat
pemerintahan.
Akan
tetapi
kawasan
yang
dipilih
raja
saat
itu
dihuni
oleh
pedagang
China,
maka
sang
raja
segera
memerintahkan
pengosongan
lahan
dan
memindahkan
para
pedagang
China
ke
daerah
Yaowarat.
Pembangunan
menara
kencana
(menara
emas)
dimulai
pada
6
April
1782.
Semula
istana
hanya
terdiri
dari
beberapa
bangunan
kayu
yang
dilindung
pagar
benteng
tinggi
pada
keempat
sisinya.
Benteng
ini
berukuran
panjang
1.500
meter
dangan
kawasan
tertutup
seluas
218.400
meter
persegi.
Segera
raja
memerintahkan
pembangunan
Kuil
Buddha
Zamrud
(Wat
Phra
Kaew),
sebagai
kuil
pribadi
keluarga
raja
sekaligus
kuil
kerajaan.
Setelah
istana
rampung,
sang
raja
menggelar
upacara
penobatan
pada
1785.
Rancang
bangun
Istana
Raja
dengan
cermat
mengikuti
pola
istana
di
Ayutthaya.
Denah
kompleks
istana
berbentuk
persegi
panjang
dengan
sisi
barat
menghadap
sungai,
sedangkan
kuil
kerajaan
terletak
di
sisi
timur.
Semua
bangunan
menghadap
ke
utara.
Istana
ini
sendiri
terbagi
atas
tiga
bagian:
kawasan
luar,
kawasan
tengah,
dan
kawasan
dalam.
Istana
ini
dijadikan
pusat
pemerintahan
Rattanakosin
dan
istana
kerajaan
sejak
awal
era
wangsa
Chakri
hingga
pemerintahan
Raja
Chulalongkorn
(Rama
V)
yang
lebih
memilih
untuk
tinggal
di
istana
Dusit,
akan
tetapi
tetap
menjadikan
Istana
Raja
sebagai
istana
utama
dan
pusat
pemerintahan.
Kebiasaan
ini
diikuti
oleh
putra-putranya,
(Rama
VI
danRama
VII)
yang
lebih
memilih
tinggal
di
istana
mereka
sendiri.
Raja
Ananda
Mahidol
(Rama
VIII)
pindah
ke
istana
ini
sepenuhnya
sekembalinya
dari
luar
negeri
pada
tahun
1945.
Akan
tetapi
sejak
kematiannya
yang
misterius
di
salah
satu
bangunan
di
istana
ini,
penerusnya
sekaligus
adiknya,
Raja
Bhumibol
Adulyadej
(Rama
IX),
memutuskan
untuk
pindah
ke
Istana
Chitralada.
Meski
kini
tidak
lagi
dihuni
oleh
raja,
tiap
tahun
istana
ini
masih
digunakan
sebagai
tempat
menggelar
upacara
dan
ritual
kerajaan.
Upacara
yang
digelar
di
istana
ini
antara
lain;
penobatan,
pemakaman,
pernikahan,
dan
jamuan
kerajaan.
Di
dalam
kompleks
istana
ini
juga
terdapat
kantor
pemerintahan,
seperti
Kantor
Sekretaris
Pribadi
Raja
dan
Institut
Kerajaan
Thailand.